Thursday, January 31, 2008

Bolehkah Militer Berbisnis?

Bolehkah Militer Berbisnis?

Boleh tidaknya militer berbisnis menjadi perbincangan yang nyaris menjadi menu wajib bagi setiap pengamat politik atau orang yang tertarik mengamati militer di Indonesia. Banyak yang berpendapat bahwa militer berbisnis mengurangi profesionalisme mereka dalam menjalankan tugas. Lebih-lebih bagi para pengamat yang menyatakan diri mendukung Security Sector Reform (Reformasi Sektor Keamanan), suatu agenda yang sedang digalakkan oleh pemikir barat sebagai komplemen wajib bagi terciptanya masyarakat demokratis. Hal inipun tampaknya juga disambut oleh pemerintah dengan melarang seluruh satuan TNI untuk melakukan bisnis dengan menyerahkan pengaturan kepada Menhan.

Apa yang terjadi di negeri kita mungkin memang sesuai dengan situasi yang berkembang di Indonesia. Sebagai pembanding, di Amerika Serikat militer ternyata mempunyai berbagai unit kegiatan yang bersangkutan dengan bisnis. Bahkan militer mempunyai Bank yang disebut Armed Forces Bank dengan cabang tersebar di banyak negara bagian. Bank ini difokuskan untuk militer, namun juga melayani orang sipil dengan keistimewaan buka 7 hari dalam seminggu. Selain itu militer juga mempunyai shopping centre yang melayani kebutuhan anggota maupun pensiunan. Kalau di angkatan darat dan angkatan udara disebut AAFES, singkatan Army Air Force Exchange Service, sedangkan di Angkatan Laut disebut Navy Exchange. Seringkali anggota militer menyingkatnya menjadi PX dari kependekan Post Exchange untuk Army, atau BX dari kependekan Base Exchange untuk Air Force dan Navy.

Kelebihan layanan di toserba militer ini adalah semua barang pembelian tidak dikenakan pajak. Lumayan, sekitar 6% pajak diberlakukan untuk setiap transaksi bisa dihemat, namun ini hanya berlaku untuk militer, keluarga militer atau purnawirawan. Lokasinya pun selalu startegis, mudah dijangkau karena selalu dalam kompleks militer. Hebatnya, semua pelayan, dari yang mengatur barang hingga kasir dan manajer adalah orang sipil. Kalau kita kurang puas dengan barang yang tersedia, kita juga bisa beli lewat katalog yang tersedia dan bayar di kasir, barang akan diantar ke rumah. Namun kalau malas berjalan menuju ke PX, ada pilihan lain tersedia yaitu beli lewat internet, tentu saja bayarnya pakai kartu kredit.

Semua transaksi, baik langsung k PX maupun lewat internet selalu didahului dengan menunjukkan Kartu Identitas. Kalau kartu identitas resmi yang dikeluarkan oleh militer AS tak dipunyai, tentu saja tak bisa berbelanja. Beruntung militer AS mengeluarkan kartu identitas bagi semua tamu (fellows) atau siswa yang mendapat kesempatan belajar di sana,. Tentu saja banyak pro dan kontra keberadaan bisnis ini di AS, tapi perlu diingat bahwa tulisan ini tidak bermaksud membuka perdebatan boleh tidaknya militer berbisnis, ini sekedar berbagi pengalaman siapa tahu ada manfaatnya bagi kita.

No comments: