Thursday, January 25, 2007

Jangan Menyerah



Tragedi Nasi Goreng

Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal di dekat rumahnya.

Cadel: Bang, beli nasi goleng satu
Abang: Apa...? (ngledek)
Cadel: Nasi goleng!
Abang: Apaan ? (ngledek lagi)
Cadel: Nasi goleng!!!
Abang: Ohh nasi goleng...

Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal. Sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan "nasi goreng" dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.

Hari 2.....
Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.

Cadel: Bang, saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!
Abang: Ohh...pake apa?
Cadel: ...pake telol... (sambil sedih)

Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata "telor" sampai benar.

Hari 3......
Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut-turut makan nasi goreng.

Cadel: Bang, beli NASI GORENG, pake TELOR!!! bungkus!
Abang: Ceplok atau dadar?
Cadel: Dadal... (dengan spontan)

Kembali dia berlatih dengan keras.

Hari 4.......
Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan.

Cadel: Bang, beli NASI GORENG, pake TELOR, di DADAR!
Abang: Hebat kamu 'del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500 del

Si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya

Cadel: Bang, kembaliannya?
Abang: Oh iya, uang kamu Rp.3000, harganya Rp.2500, kembalinya berapa del?(sambil senyum ngledek)

Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi. Tapi akhirnya dia menjawab "GOPEK...!!!". Sambil tersenyum penuh kemenangan.


the conclusion is :





INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DGN PENUH PELJUANGAN !!
JANGAN MENYELAH YACH !!
MELDEKA !!

We hope its only Jokes

Once upon a time in the kingdom of Heaven, God was missing for six
days. Eventually, Michael the Archangel found him, resting
on the seventh day.
He inquired of God, "Where have you been ?"
God sighed a deep sigh of satisfaction and proudly pointed downwards
through the clouds,
"Look, Michael. Look what I've made." Archangel Michael looked
puzzled and said,
"What is it ?"
"It's a planet", replied God, "and I've put Life on it."
"I'm going to call it Earth and it's going to be a
great place of balance."
"Balance ?" inquired Michael, still confused.
God explained,pointing to different parts of earth.
"For example, northern Europe will be a place of great
opportunity and wealth, but cold and harsh while southern Europe
is going to be poor but sunny and pleasant. I have made some lands
abundant in water and other lands parched deserts. This one will be
extremely hot, while this one will be very cold and covered in ice."
The Archangel, impressed by God's work, then pointed to a group of
islands and said, "
What are those ?"
"Ah", said God. "That's the Indonesia, the most glorious place on
earth. There are beautiful beaches, rivers, mountains and forests.
The people from Indonesia are going to be handsome,
modest, intelligent and humorous and they are going to be found
traveling the world. They will be extremely sociable, hardworking and
high achieving, and they will be known throughout the world as
carriers of peace and love."
Michael gasped in wonder and admiration but then proclaimed,
"What about balance, God ? You said there would be balance."
God replied wisely,
"Wait until you see the idiots I put in the government......"

Untuk direnungkan



Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,

bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa jabatan hanya titipan Nya
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi,
mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya? Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah ...semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah ...keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

(WS Rendra)


Lelucon

Udah pada tau kan iklan Pond's yang baru?
Pertama kali gue ngeliat sih emang romantis banget tuh iklan, tapi
setelah
dipikir2 secara logika, ternyata bukan masalah romantis.

Si cowok ketika ditinggal ama ceweknya ngeliat bungkus Pond's di tas
ceweknya itu. Trus dia mikir "gila, jarang2 cewek cantik gitu biaya
perawatannya murah. Untung cuman pake Pond's, belum pake Clinique,
ROC,
atau Lancome. Gue gak mau kehilangan dia".
Jadi balik lagilah si cowok itu.

Si cewek ketika si cowok balik mengejar dia, baru menyadari bahwa mobil
si
cowok itu Audi. "Jarang2 cowok punya Audi mau ama gue. Ya udah deh,
gue
maafin aja".

So guys, it's a materialistic world out there :-)

Jadilah Pemimpin


TUJUH HAL TENTANG PEMIMPIN


Ada tujuh karakter penting yang membuat seorang pemimpin dianut oleh karyawan atau bawahannya. Tujuh karakter penting itu saling terkait antara satu dengan yang lain. Sehingga ketujuh karakter ini tidak bisa dipisahkan. Apa saja tujuh hal itu?

Mitra bisnis, dalam business wisdom kesempatan ini saya ingin menelaah tentang kepemimpinan atau leadership. Apa sih yang membuat anak buah, karyawan, atau bawahan itu mau mendengarkan gaya kepemimpinan Anda.

Ada tujuh hal penting yang membuat seseorang itu mau dipimpin atau menurut kepada Anda.

Pertama, bila anda sebagai pemimpin memperlakukan mereka dengan rasa hormat. Tidak semua orang memang gila hormat, tetapi siapapun orangnya juga tidak mau untuk dihina. Kalau kita bisa memperlakukan karyawan atau bawahan kita dengan rasa hormat, maka mereka akan menghargai itu.

Kedua, seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirasi kepada bawahannya. Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi, visi, dan misi ke mana sebenarnya arah perjalanan kita. Kalau mau maju, apa pula yang diinginkan.

Ketiga, karyawan atau bawahan akan menurut bila Anda dapat mengajarkan sesuatu, memberikan sebuah ilmu atau kemampuan. Sehingga semuanya dapat belajar dan tumbuh menjadi karyawan yang lebih baik.

Keempat, pemimpin harus dapat mentoleransi sebuah kesalahan yang tentu saja bukan kesalahan yang sama dan telah dibuat berulang-ulang. Tetapi sebuah kesalahan yang terjadi sekali saja.

Kelima, pemimpin harus mau berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Karena kalau kita tidak mampu mengomunikasikan diri kita dengan bawahan, maka akan terjadi ketidakpastian dan salah paham di antara mereka.

Keenam, anak buah harus percaya terhadap apa yang dijalankan oleh pimpinannya. Kalau anak buah tidak percaya dan merasa bahwa pemimpinnya menipu, mau menangnya sendiri, mau enaknya saja, tetapi tidak mau bekerja dengan benar dan jujur, maka bawahannya tidak akan menurut.

Ketujuh, pimpinan harus mau melakukan apa yang telah diajarkan. Jadi kalau dia bilang harus hidup dengan baik, maka dia harus mempunyai cermin dari hidup yang baik itu. Kalau tidak, mereka akan menganggap Anda hanya berbicara tanpa memberikan contoh yang benar. Pemimpin yang baik harus mempunyai ketujuh karakter tersebut.

QUO VADIS ITB, UI, UGM, IPB?Untuk Melati


PENGANTAR

Membaca tulisan pak Kwik Kian Gie (KKG) di Jawa Pos edisi Selasa, 16 Agt 2005 dengan judul "Pakai Tangan Mafia Berkeley" yang kemudian diperdalam lagi di Blog
site di http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/
(bagaimana dan mengapa krisis kebudayaan sedang terjadi di Indonesia); dan
http://analisakebudayaan.blogspot.com/ (apa & bagaimana maha kerusakan telah terjadi di Indonesia akibat ulah generasi tua),
sungguh membuat rasa malu yang sangat dalam bagi saya sebagai alumni UI.
Keterlibatan para dosen UI sebagai Mafia Berkeley yang bersekutu dengan USA dan regim Soeharto dengan menusuk Bung Karno dari belakang (C'oup detat yang merangkak)
menjadikan Indonesia hingga kini terjebak dalam berbagai krisis.
Walau saat ini Indonesia masih dalam krisis, para oknum akademisi UI itu terus lupa diri dengan melakukan pelacuran intelektual menjual bangsanya sebagai abdi luar negeri dan terus setia kepada regim ORBA dan bablasannya.
Saya menghimbau segenap alumni UI untuk membaca tulisan pak KKG dan tulisan yang lebih diperdalam lagi di web site diatas untuk kemudian melakukan refleksi
dan kritik kepada almamater. Mari kita berkabung atas moralitas akademisi UI! Pengantar ini dikutip sepenuhnya dari artikel di forum opini www.plasa.com.

QUO VADIS ITB, UI, UGM, IPB?

Kiranya tidak hanya UI, memang pilu, kelu, dan sendu
memikirkan peran perguruan tinggi top (UI, ITB, UGM,
IPB, ?) di Indonesia. Negara adidaya yang jauh lebih
cerdas dari kita memahami kelemahan budaya kita (Jawa,
yang mayoritas) dengan lebih baik, terutama budaya
balas jasa: diberi sedikit, membalas memberi banyak!
Contoh berbagai budaya balas jasa:
- Para dosennya diberi bea siswa oleh USA, sebagai
balas jasa: sepertiga kekayaan negara ini diberikan
kepada USA dkk.! Dari gas alam di Aceh s/d Free Port
di Irian; dari Sabang hingga Merauke ? USA dkk.lah
Yang paling menikmati kekayaan Indonesia! Keterlibatan
para dosen UI sebagai Mafia Berkeley yang bersekutu
dengan USA dan regim Soeharto dengan menusuk Bung
Karno dari belakang (C'oup detat yang merangkak)
menjadikan Indonesia hingga kini terjebak dalam
berbagai krisis.
- Para dosennya diberi bea siswa oleh Jepang, sebagai
balas jasa: industri negara ini diberikan kepada
Jepang! Hampir tiga puluh tahun industri Jepang
bercokol di Indonesia, namun s/d saat ini kita
dibiarkan hanya sebagai bangsa tingkat perakit dan
konsumen saja!
- Para dosennya diberi bea siswa oleh Jerman, sebagai
balas jasa: di jaman Habibie, kapal2 rongsokan Jerman
yang semestinya dijual sebagai besi kiloan, namun
dibeli kita dengan harga setinggi langit! Majalah
Tempo yang menginvestigasi masalah ini lalu dibredel!
Ketika itu Indonesia membutuhkan SDM yang baik, namun
anggaran pendidikan dihabiskan untuk hobi Habibie ?
pesawat terbang! Teknologi Jerman merajalela,
pendidikan merana; dan sekarang IPTN sekedar menjadi
musium sebuah konspirasi! Dan Habibie sekarang dengan
nikmatnya meninggalkan Indonesia yang sengsara, untuk
kembali sebagai warga negara Jerman yang terhormat dan
berjasa bagi negerinya (Jerman)!
- Diberi berbagai jabatan tertinggi di pemerintahan
(dan jabatan rangkap sebagai dosen) oleh politisi
Jakarta: dari eselon dua, eselon satu, dan menteri.
Level jabatan setinggi ini sudah bersifat politis.
Sebagai balas jasa "dibeli" oleh politisi di
pusat/Jakarta: PTN top ini menjadi tidak kritis sama
sekali, dosennya hanya sebagai alat justifikasi
kebijakan politisi busuk, dan bahkan telah membelokan
arah reformasi, serta mereka ini dipakai untuk
mengendalikan/menundukan para mahasiswa agar PTN top
tsb. tidak menjadi oposisi terhadap pemerintah yang
sedang berkuasa. Ingat, bila mahasiswa di salah satu
dari keempat PTN ini bergolak, maka pada umumnya akan
terjadi bola salju, dimana akan memicu aksi gerakan
diseluruh Indonesia. Sayang sekali, para dosen yang
juga merangkap sebagi pelacur intelektual dan
akademisi selebritis (sengaja sering ditampilkan di TV
oleh politisi Jakarta) ini telah dipakai untuk meredam
bahkan menindas gerakan moralis dan idealis para
mahasiswanya!
- Dan yang paling memprihatinkan kita, para dosennya
diberi bea siswa oleh negara adidaya, sekarang mereka
ini bayak yang menjadi professor doktor, sebagai balas
jasa: nilai tukar rupiah dibiarkan terhina dan
terjajah seperti saat ini, 1 dollar senilai kurang
lebih sepuluh ribu rupiah! Dengan nilai tukar semacam
ini, negara adidaya dapat membeli hasil sumberdaya
alam kita dengan amat sangat murah sekali, kemudian
mengembalikannya sebagai barang setengah jadi atau
jadi (hitech) dengan harga dollar setinggi langit
(dalam rupiah); hasil keuntungannya mereka belikan
lagi bahan2 mentah kita sehingga untung mereka
berlipat-lipat, maka merekalah sesungguhnya penikmat
kekayaan alam Indonesia, bukan rakyat Indonesia
(lihatlah suku Dayak yang tetap mencari kayu bakar
dihutan, lihatlah suku Irian/Papua yang tetap
berkoteka)! Dan kita dibiarkan menjadi negara
eksportir bahan mentah sekaligus konsumen produk
negara maju, bukan negara Industri. Bukankah ini
strategi penjajahan ekonomi yang terselubung namun
> indah sekali? Para Prof. Dr. ini seolah-olah tidak
> mampu lagi atau tidak mau berusaha lagi (atau
> terburuk: justru jadi agen/konspirator negara adidaya)
untuk mengembalikan kehormatan bangsa ini melalui
nilai tukar mata uang yang adil dan beradab!

PRESTASI YANG MENGHERANKAN

Berikut ini contoh prestasi yang membuat bangsa
tercengang, malu, dan prihatin:

- Menteri Pendidikan dan eselon satu duanya DEPDIKBUD
adalah para Prof. Doktor dari PTN top, misal: Dirjen
Dikti: Sumantri ? ITB, Dirjen DiKdasmen: Indrajati ?
ITB, Rektor Universitas Terbuka: Bambang Sutjiatmo ?
ITB; mereka sudah dua kali masa jabatan (Mega & SBY),
dan sekarang menterinya: B. Sudibyo ? UGM. Namun
ternyata kualitas SDM kita tetap amburadul (justru
merosot), budaya KKN nya termasuk tiga besar, dan
sekolah makin mahal dan ijazah palsu (MM, MBA, DR)
menjamur! Dan jangan lupa Pak SBY pun ternyata butuh
gelar DR dari IPB untuk jadi Presiden, bukankah ini
kontradiksi moralitas?
- Menteri Keuangan, Menteri Ekonomi dan Kepala BI
adalah para Prof. Doktor dari dari UI dan UGM (saat
regim Soeharto). Yang curi uang 700 trilyun rupiah
(BLBI) ternyata cukup lulusan Sekolah Dasar, misal:
Liem Swie Liong, Nursalim, Edy Tanzil, Soeharto, Probo
Sutejo, dst. Masak, Profesor kok kalah sama lulusan
SD?
- Regim ORBA mendirikan BPPN: Badan Penyelamat Para
penilep uang Negara. Kalkulasi para ekonom ahli:
mungkin yang kembali cuman 25% saja dari 700 trilyun
dana BLBI yang ditilep itu! Jadi, yang diselamatkan
bukan uang rakyat, tapi justru pencurinya, sungguh
genius/licik! Para konglomerat hitam ini dibantu oleh
para akademisi busuk (kebanyakan dari UI dan UGM)
dalam memberikan justifikasi2 "penyelamatan", berapa
ratus milyar rupiah telah dikucurkan oleh konglomerat
hitam ke dana Lembaga Pengabdian Masyarakat UI dan UGM
demi kesalamatan mereka!
- Berbagai kasus berat yang dialami bangsa seperti:
penggelapan sejarah 1965, bisnis militer, badan
intelijen, KKN, rasdiskriminasi, pelanggaran HAM
berat, sistim gaji PNS yang amburadul, BBM, BUMN,
dst., tak pernah mereka jadikan pokok2 permasalahan
bangsa yang harus selalu menjadi topik utama di
kampus-kampus dan ditingkat forum nasional! Para
penguasa PTN top ini, secara tidak sadar, telah
dijebloskan ke peran aktip politik praktis, sehingga
saat ini oleh dikata telah terjadi multi fungsi: ya
dosen, ya politisi, ya selebitis, ya bisnis. Peran
aktip sebagai alat politik pejabat pusat telah
mengakibatkan mandulnya PTN top tersebut!
- Di Indonesia itu lucu sekali, preman-kecu-gali
diorganisir secara rapi menjadi organisasi Pemuda
Pancasila, bahkan sampai punya partai politik,
organisasinya rapi dari pusat Jakarta s/d pelosok desa
di Manokwari Irian, sehingga kalau dibutuhkan proyek
adu domba & kerusuhan didaerah dengan dalang dari
Jakarta tinggal di out sourcingkan ke Pemuda
Pancasila. Sebaliknya, dosen yang pandai dan dianggap
bijak dan bermoral baik justru tidak punya asosiasi.
Suatu serikat pekerja itu pasti dibutuhkan dan pasti
berguna sekali! Seandainya ada Asosiasi Dosen
Indonesia, betapa kekuatan yang maha luar biasa
dahsyatnya untuk membenahi carut-marutnya Indonesia!
(sejauh tidak afiliasi ke parpol, alias netral).
Aneh sekali, mereka
tidak sadar akan potensi dahsyat tapi dibiarkan tidur
lelap ini?
- Di Indonesia itu lucu sekali, dari data statistik
ditemukan bahwa lulusan terbaik SMA/SMU memilih
memasuki Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik.
Namun sayang, setelah jadi dokter dan insinyur mereka
malas masuk ke Partai Politik, sehingga yang masuk
Parpol justru para preman-kecu-gali yang dulu
rangkingnya akademisnya terbawah (saat SMU/SMA), dan
itupun sering kali memakai ijazah palsu! Jadi, di
Indonesia telah terjadi paradoks: para
preman-kecu-gali lah yang justru menjadi politisi top
dan mengatur/memimpin negara serta membawahi orang
pandai-bijak-cerdas. Demi melanggengkan posisi ini,
maka yang pandai dan bijak (dosen) justru digaji
rendah sekali agar bisa dibeli untuk dijadikan alat
pikir dan justifikasi saja (staff think tank) bagi
para preman-kecu-gali yang telah jadi birokrat.
Dengan paradoks semacam ini, tidak heran Indonesia
menjadi negara amburadul. Sukarno adalah insinyur,
Mahatir adalah dokter, STOVIA (awal gerakan
kemerdekaan pertama) adalah mhs. kedokteran; mereka
adalah pandai-cerdas-bijak, jadi patut memimpin
negara; bukan malahan preman-kecu-gali yang memimpin
negara! (paradoks ini sudah menjadi olok2 umum para
cendekiawan di luar negeri).

PRODUSEN KORUPTOR TERBESAR

Seperti diketahui, UI, ITB, IPB, dan UGM adalah
institusi perguruan tinggi negeri (PTN) tertua,
terbesar dan termaju di Indonesia. Jadi, mereka adalah
pencetak para PNS (peg. Negeri sipil) terbesar di
Indonesia, dan alumni mereka saat ini menduduki
jabatan tertinggi di pemerintahan, dari pegawai
menengah (IIIA), eselon dua, eselon satu, dan menteri,
jadi boleh dikata mereka "menguasai" Indonesia! Sayang
sekali, kita dan dunia telah memahami bahwa:
- Indonesia terkenal sebagai negara terkorup didunia.
- Birokrasi Indonesia adalah birokrasi keranjang
sampah.
- Telah terjadi korupsi berjamaah; ini ibarat
mengatakan bahwa korps PNS/BUMN itu adalah jemaah
koruptor.
- Sistim kepegawaian kita adalah buruk sekali: dari
segi gaji (yang seperti hutan belantara) dan dari segi
karier planing yang amburadul.
Hal ini menjadikan salah satu penyebab suburnya KKN!

Atas dasar berbagai alasan diatas, maka dapatlah
dikatakan bahwa ITB, UI, UGM, IPB ADALAH PRODUSEN
KORUPTOR TERBESAR DIDUNIA dan PRODUSEN TERBESAR
BIROKRAT KERANJANG SAMPAH! Reuni alumni mereka, yang
pada umumnya megah-meriah, adalah bagaikan reuni
jemaah koruptor, para pelaku KKN, para perusak bangsa!

PENUTUP

Penulis berharap agar tulisan ini jatuh ketangan para
mahasiswa aktivis di ITB, UI, UGM dan IPB, dengan
maksud agar mereka menyadari/memahami bahwa banyak
dosen mereka dan alumni mereka ternyata telah menjadi
oknum kelas berat (level nasional atau bahkan
internasional = agen negara asing). Selain itu, PTN
mereka yang kaya SDM berkualitas ternyata justru telah
menjadi sumber petaka bagi Indonesia!

Bung Karno (BK) yang mempunyai visi jauh kedepan sudah
menetapkan bahwa Indonesia adalah non blok, mandiri
(berdikari), dan tidak mau tergantung pada utang luar
negeri ("Go to hell with your aids!").
Negara-negara sahabat Bung Karno, sperti RRC dan
India, yang mempunyai prinsip serupa dengan BK dan
tidak mempunyai pengkianat negara semacam Soeharto
Cs., saat ini menjadi bangsa yang sehat, normal, tidak
berutang, bahkan adidaya! Sayang sekali, Soeharto dkk.
melakukan
konspirasi dengan USA (via CIA+mafia UI) menusuk
bangsanya sendiri.
Ditahun 1965, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran
antara USA dkk vs. Rusia dkk., yang menang USA
(kapitalis); sebaliknya di Vietnam, yang menang Rusia
(komunis). Mulai tahun 1998 s/d sekarang, Indonesia
kembali dijadikan lapangan pertempuran antara Barat
(modern, sekuler, Kristen) melawan Timur Tengah
(tradisional/kolot, non sekuler, Islam), kata Samuel
Hutington ? ini disebut clash of civilization; tidak
heran bom dan kerusuhan berbasis SARA terus menerus
meledak disana sini.
Indonesia yang kaya sumber alam, strategis posisi
geopolitiknya, dan pasar yang besar bagi industri
asing (karena jumlah penduduk > 200 juta) memang
menarik untuk diperebutkan, pumpung bangsanya masih
bodoh! Kebodohan bangsa Indonesia diwakili oleh
prestasi PTN2 topnya yang mlempem, bodoh, dan tidak
sadar kalau bangsanya sekedar dijadikan kuli atau
negara boneka oleh negara asing! Sayang seribu kali
sayang, ITB, UI, UGM, IPB belum mampu menjadi tumpuan
untuk membangun bangsa yang berkebudayaan tinggi dan
mandiri! Bayangkan, budaya antri saja, kita tidak
mampu!

Empat faktor utama penyebab Indonesia tidak pernah
mandiri dan terusmenerus mengalami krisis, yaitu
terpaan: badai gurun Sahara yang panas-membara dari
negara Timur Tengah yang ingin memporak-porandakan
budaya asli dan menguras devisa negara, badai salju
yang dingin-membekukan dari negara barat/modern yang
ingin menjajah ekonomi/teknologi dan mengeksploitasi
kekayaan alam Indonesia, badai KKN yang merampok
keuangan dan membangkrutkan bangsa, dan PTN yang
justru terkesan membiarkan semua badai itu terjadi!
Dengan demikian, semenjak 1965 s/d detik ini (2005),
bangsa Indonesia boleh dikata belum merdeka
sepenuhnya!

Kita prihatin, ternyata PTN top kita, yang menjadi
barometer SDM berbobot, tidak mampu membuat negara ini
menjadi adil, sejahtera, aman, dan sentosa.
Sebaliknya, peranan dosen dan alumni mereka, yang
menguasai birokrasi negara, telah membuat masyarakat
indonesia
mengalami berbagai krisis dan bahkan kesengsaraan.
ITB, UI, UGM, IPB belum bisa menjadi berkah dan rahmat
bagi bangsa Indonesia, mereka saat ini malah boleh
diibaratkan menjadi sumber kemunduran bangsa
Indonesia (atau justru menjadi laknat bangsa: agen
asing seperti UI)! Sayang, sungguh sayang?mari kita
semua menundukan kepala & prihatin.
Bagaimana pendapat anda?

NASEHAT BILL GATES


Great Advice from the multi-billionaire, Bill Gates.

Bill Gates recently gave a speech at a High School about 11 things they
did not and will not learn in school. He talks about how
feel-good, politically correct teachings created a generation of kids with
no concept of reality and how this concept set them up for failure in the
real world.

Love him or hate him, he sure hits the nail on the head with this! To
anyone with kids of any age, here's some advice from Gates:

Rule 1: Life is not fair - get used to it!

Rule 2: The world won't care about your self-esteem.
The world will expect you to accomplish something
BEFORE you feel good about yourself.

Rule 3: You will NOT make $60,000 a year right out of high
school. You won't be a vice-president with a car phone
until you earn both.

Rule 4: If you think your teacher is tough, wait till you get a boss.

Rule 5: Flipping burgers is not beneath your dignity.
Your Grandparents had a different word for burger flipping:
they called it opportunity.

Rule 6: If you mess up, it's not your parents' fault, so don't whine
about your mistakes, learn from them.

Rule 7: Before you were born, your parents weren't as boring as
they are now. They got that way from paying your bills,
cleaning your clothes and listening to you talk about how
cool you thought you were. So before you save the rain
forest from the parasites of your parents' generation, try
de-lousing the closet in your own room.

Rule 8: Your school may have done away with winners and losers
but life HAS NOT. In some schools they have abolished
failing grades and they'll give you as MANY TIMES as you
want to get the right answer. This doesn't bear the
slightest resemblance to ANYTHING in real life.

Rule 9: Life is not divided into semesters. You don't get
summers off and very few employers are interested in
helping you FIND YOURSELF. Do that on your own time.

Rule 10: Television is NOT real life. In real life people actually
have to leave the coffee shop and go to jobs.

Rule 11: Be nice to nerds. Chances are you'll end up working for
one.

Wednesday, January 24, 2007

UNTUK ANAK-ANAKKU


MENJADI APAPUN DIRIMU Menjadi karang-lah, meski tidak mudah. Sebab ia 'kan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia 'kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia 'kan melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia 'kan menahan hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia 'kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus.Sebab ia 'kan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan. Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itu tidak mudah. Sebab ia 'kan tatap tegar bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia 'kan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia 'kan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia 'kan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia 'kan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia 'kan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia 'kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia 'kan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya. Menjadi paus-lah, meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya 'kan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya. Menjadi elang-lah, dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah. Menjadi melati-lah, meski tampak tak bermakna. Sebab ia 'kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya. Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah. Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam. Menjadi kupu-kupulah, meski itu tak mudah pula. Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar. Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya. Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas 'tuk selalu menerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang. Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimanapun ia terletak, dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam kesendirian. Menjadi apapun dirimu..., bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu. Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah sadari bahwa kamu adalah hambaNya.

PENERBANGAN RESIKO TINGGI?


S.O.S. = Save Our Soul, _ Mayday - Mayday - Mayday -
... ...
... - ... ... ... - ... ... ...

Mr. X-File.
Fear Factor : Flying in Indonesia _ D A N G E R !

Pada waktu saya kembali dari liburan di Bali, saya
menggunakan Adam Air
rute Denpasar - Jakarta. Saya mendengar maskapai yang
relatif baru ini
dari beberapa teman, yang menyebutkan bahwa maskapai
ini mempunyai
pesawat-pesawat yang relatif baru dan diijinkan
terbang ke Singapura.
Kedengarannya maskapai ini sangatlah bagus, khususnya
jika menyangkut
masalah tiket sekali jalan yang hanya Rp. 295.00,-
yang sedikit lebih
mahal dari penerbangan "metro-mini" Lion Air.
Penawaran ini sangat
bagus, berdasarkan pengalaman saya tinggal beberapa
tahun di Indonesia.
Tapi kemudian saya mulai berfikir bahwa ini terlalu
bagus dan pasti ada
yang salah dengan semua ini.

Bagaimanapun, saya memutuskan untuk mencoba
keberuntungan saya dan
terbang bersama Adam Air, yang ternyata banyak orang
juga berfikir sama
karena pesawatnya sudah penuh di booking? Dibandingkan
dengan Garuda
yang nyaris tanpa penumpang.

Waktu naik pesawat Adam Air, saya segera melihat bahwa
Boeing 737-400
tersebut, engine cover-nya penuh dengan goresan
(scratch), sayapnya
sangat kotor dan banyak cat-nya yang cacat, pintunya
juga terlihat
sangat tua dan sangat jauh dari ekpektasi saya akan
pesawat baru.
Bagaimanapun, saya tetap memutuskan untuk menguji
level keberanian saya
untuk tetap terbang dan masuk ke pesawat. Sebagai
catatan, saya
mencatat
kode registrasi pesawat PK-KKI (lihat Table Adam Air
di bawah).

Sesampainya di Jakarta, saya mencari kode tersebut di
database
penerbangan dan "Pesawat Baru" tersebut pertama kali
terbang pada 10
Desember 1988, yang artinya umurnya sudah 17 tahun,
dan kalau
dibandingkan dengan umur manusia, berarti usianya
menjelang 50 tahun.
Dalam catatannya juga disebutkan bahwa pesawat ini
mempunyai jam
terbang
yang tinggi, dimana sebelumnya digunakan oleh Sahara
India Airlines,
Sierra National Airline dan Air Belgium (pemilik
pertama). Sungguh
merupakan catatan yang menarik untuk sebuah pesawat.
Sekarang
pertanyaannya adalah apakah saya yang kurang beruntung
sehingga
mendapatkan satu-satunya pesawat tua di Adam Air, atau
apakah semua
pesawatnya memang tidak sebaru seperti yang saya
harapkan?

Mengikuti rasa keingintahuan saya, coba lihat Tabal
Pesawat Adam Air
berikut yang menyajikan informasi umur dari
masing-masing pesawat.



No Registrasi Penerbangan Pertama Umur
1 PK-KKF 737-200 12-02-1980 26
2 PK-KKN 737-200 21-03-1980 25
3 PK-KKQ 737-200 16-01-1981 25
4 PK-KKJ 737-200 03-02-1982 24
5 PK-KKL 737-200 12-04-1984 21
6 PK-KKE 737-300 31-08-1987 18
7 PK-KKP 737-200 31-05-1988 17
8 PK-KKH 737-400 11-07-1988 17
9 PK-KKU 737-300 04-08-1988 17
10 PK-KKI 737-400 10-12-1988 17
12 PK-KKD 737-400 22-12-1988 17
13 PK-KKR 737-300 09-01-1989 17
14 PK-KKS 737-400 28-01-1989 17
15 PK-KKT 737-400 05-09-1989 16
16 PK-KKG 737-400 07-01-1991 15
17 PK-KKC 737-400 09-01-1992 14
18 PK-KKA 737-500 10-06-1997 08
(hanya satu pesawat yang agak aman?? Bagaimana dengan
yang lain??)

Melihat tabal tersebut, saya benar-benar beruntung,
dimana pesawat
berumur 17 tahun yang saya tumpangi termasuk yang baru
dibandingkan
dengan pesawat Adam Air lain dengan kode regirtrasi
PK-KKN (KKN adalah
singkatan paling popular di Indonesia untuk
Korupsi-Kolusi-Nepotisme),
yang umurnya 25 tahun.
Dibandingkan dengan usia manusia, pesawat ini sama
dengan manusia
berumur hamper 80 tahun dan mungkin sudah memesan
tempat di kuburan.

Berdasarkan tabel di atas, kita bisa menghitung umur
rata-rata pesawat
Adam Air, yaitu 18 tahun. Sebenarnya, hanya ada satu
pesawat yang
umurnya kurang dari 10 tahun, dan jika saya tidak
salah, ini pasti
pesawat yang diijinkan mendarat di Singapura.

Jelas, banyak penumpang memilih Adam Air karena
berfikir tentang
pesawat
yang baru, padahal armada sebenarnya dipenuhi oleh
pesawat polesan
seperti baru (refurbished) dengan hanya satu pesawat
yang relatif baru,
yang digunakan tim marketing Adam Air untuk
menciptakan image, atau
lebih tepat khayalan, tentang terbang dengan pesawat
baru. Mungkin
definisi Adam Air tentang pesawat "baru" adalah
definisi untuk
penerbangan lokal Indonesia, dan mungkin persepsi saya
lah yang salah.

Untuk memverifikasi hal tersebut, saya membandingkan
umur rata-rata
pesawat dari beberapa penerbangan di Indonesia, dan
inilah Statistik
Umur Pesawat Penumpang di Indonesia:

Garuda Indonesia Umur 10.0 tahun
Lion Air Umur 17.3 tahun
Adam Air Umur 18.1 tahun
Awair Umur 18.8 tahun
Merpati Umur 21.6 tahun
Batavia Umur 23.4 tahun
Sriwijaya Air Umur 23.5 tahun
Mandala Airlines Umur 23.9 tahun
Bouraq Indonesia Airlines Umur 25.1 tahun

Mengejutkan! Dengan armada berumur 18 tahun, Adam Air
menempati urutan
ketiga dari armada dengan pesawat terbaru di
Indonesia. Garuda
Indonesia
memimpin dengan armada berumur 10 tahun.

Hal lain yang sangat mengejutkan adalah Lion Air
menempati urutan kedua
dengan armada sedikit lebih muda, yaitu 17 tahun?? Itu
hampir setengah
kali lebih tua dari armada Garuda Indonesia.

Urutan terakhir ditempati oleh Bouraq Indonesian
Airlines, dengan umur
pesawat 25 tahun, yang memberikan saya ide tentang
Fear Factor
stunt-man
"Terbang bersama Bouraq" untuk trial & error penyakit
ketakutan terbang
(flying phobia).

Mandala Airlines menempati urutan kedua dari terakhir.
Melihat hal ini,
saya teringat dengan kecelakaan pesawat Mandala Boeing
737-200 pada 5
September 2005 yang menelan korban hampir 150 orang.
Pada saat
kejadian,
pesawat PK-RIM tersebut berumur 24 tahun.

Sebagai pembanding, pesawat Lion Air McDonell-Douglas
MD-82 yang
mengalami kecelakaan di Airport Solo pada 30 November
2004 dan menelan
korban 25 orang, berumur 20 tahun. Pada laporan
terakhirnya, jam
terbang
pesawat tersebut 56,674 jam dan telah melakukan
pendaratan 43,940 kali!

Saya pikir bukanlah suatu kebetulan kalo
pesawat-pesawat yang mengalami
kecelakaan berumur paling tidak 20 tahun. Sebagai
pembanding, saya
mengecek umur rata-rata pesawat dari maskapai-maskapai
pemilik
sebelumnya pesawat Adam Air PK-KKI yang saya tumpangi.

Blue Panorama Airlines Umur 11.6 tahun
Sahara India Airlines Umur 10.5 tahun

Sangat menarik ternyata, 11.6 tahun dan 10.5 tahun,
yang membuktikan
bahwa kedua maskapai di atas merasa bahwa pesawat
tersebut terlalu tua
untuk beroperasi, sementara manajemen Adam Air
berpikir bahwa
mengoperasikan pesawat berumur 17 tahun adalah
benar-benar tidak
bermasalah??? SNOBBISH ! But FOOLISH ? (Congkak! Tapi
Tolol?)

Mencari di beberapa Koran, saya menemukan beberapa
artikel yang bisa
menjadi kesimpulan dari tulisan ini.
Yang pertama datang dari The Jakarta Post (11 Februari
2006): Sebuah
pesawat Adam Air Boeing 737-300 yang melayani rute
Jakarta-Makasar,
terpaksa mendarat secara darurat pada hari Sabtu, di
bandara kecil
Tambolaka, Sumba-NTT; disampaikan oleh juru bicara
Adam Air.

Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta pada jam
6:20 a.m. dengan 145 penumpang. Pesawat dijadwalkan
mendarat di Bandara
Hasanuddin Makassar pada jam 9:25 a.m. waktu setempat.
Begitu menurut
Suwandi, Supervisor Adam Air di Makassar.


"Tapi, masalah navigasi membuat pilot Tri Tuniogo
kehilangan kontak
dengan bandara tujuan", ucap Suwandi. Pesawat kemudian
ditemukan telah
mendarat di Tambolaka pada jam 9:45 a.m. waktu
setempat.
"Tidak ada yang terluka dalam insiden ini", ucap
Didik, public relation
Adam Air Jakarta, yang menambahkan juga bahwa
pendaratan darurat
dilakukan karena kondisi cuaca yang buruk.
"Berdasarkan kondisi cuaca,
terjadi badai atau hujan lebat yang memaksa pilot
untuk mendarat - kami
belum mendapat informasi lebih lanjut," ucap Didik.
Jadi, ini masalah
cuaca buruk dan pesawat harus mendarat. Tidak ada yang
aneh kan? Sampai
Anda baca terbitan selanjutnya pada hari Valentine.

Kementrian Perhubungan mengangap Adam Air telah
melakukan pelanggaran
serius dalam pengoprasian pesawat, tapi masih
memerlukan bukti mengenai
insiden serius pada sistem navigasi pesawat. "Ini
adalah pelanggaran
serius dan yang pertama kali terjadi pada penerbangan
di Indonesia,"
ucap Dirjen Perhubungan Udara, Iksan Tatang, menjawab
pertanyaan
wartawan pada hari Senin.

Pesawat Adam Air Boeing 737-300 dengan nomer
penerbangan DHI728,
melakukan pendaratan darurat di Tambolaka, Sumba
Barat-NTT, setelah
berputar-putar selama 3 jam karena kegagalan navigasi
dalam
perjalanannya dari Jakarta melewati NTT, dimana dirjen
mengatakan bahwa
pesawat tersebut seharusnya tidak boleh terbang karena
masih ada
pemeriksaan yang tertunda oleh Komite Nasional
Keselamatan Transportasi
(KNKT) dan Direktorat Sertifikasi Kelayakan Terbang.

Itu sangat menarik! Awalnya insiden ini terjadi karena
cuaca buruk, dan
sekarang karena kegagalan sistem navigasi. Huh?

Saya pikir cerita sebenarnya adalah pelanggaran serius
yang dilakukan
oleh Adam Air. Untuk Anda ketahui, dua orang teman
saya terbang dari
Manado dengan Lion Air dan pesawatnya mengalami
permasalahan serius
sampai-sampai pramugari memerintahkan semua penumpang
memakai jaket
penyelamat. Untungnya penerbangan berakhir tanpa
insiden, dan tidak ada
satu pun Koran yang menulis berita tentang kejadian
ini. Mungkin karena
KKN yang saya sebutkan sebelumnya.

Mungkin Anda bertanya-tanya seberapa tua Boeng 737-300
yang mengalami
kegagalan sistem navigasi tersebut. Melihat umur
armada Boeng 737-300
Adam Air, pesawat tersebut pastilah berumur paling
tidak 17 tahun.
Mungkin pesawat terlalu muda 3 tahun untuk masuk dalam
daftar
kecelakaan
pesawat di Indonesia.

Lihat gambaran keseluruhannya, saya memprediksi akan
ada paling tidak
satu kecelakaan pesawat lagi di Indonesia sebelum
tahun 2006 berakhir.

Have a nice flight everyone !


Terjemahan bebas menurut dokumen aslinya, oleh: MarCom
Silahkan memverivikasi kebenarannya.

From: "Jero Martani"
Date: Wed, 5 Apr 2006 11:53:18 -0700 (PDT)
Subject: [Paranormal] Merasa Bisa Tapi Tidak Bisa
Merasa

Nggugu karsane priyangga, Nora nganggo paparah lamung
angling, Lumuh ingaran balilu, Uger guru aleman,
Nanging janma ingkang wus waspadeng semu, Sinamun ing
samudana, Sesadon ingadu manis


Menuruti keinginan pribadi, Bila berbicara tanpa
dipikir lebih dahulu, Tak mau disebut bodoh, Asal
dipuji dan disanjung, Tetapi manusia telah paham akan
pertanda, Yang ditutupi dengan kepura-puraan,
Ditampilkan dengan manis


[Pangkur #3, Serat Wedhatama]


---oOo---
Merasa Bisa Tapi Tidak Bisa Merasa

---oOo---
Alangkah miris mendengar wakil rakyat, yang merasa
mendapat amanat, ketika ada dengar pendapat, pimpinan
TNI-pun dihujat, tanpa rasa hormat. Bicara tanpa
dipikir lebih dahulu, angkatan katanya ada empat,
KSAD, KSAU, KSAL dan KASAN. Hilang sudah kaidah-kaidah
rukun dan rasa hormat yang selama ini kita pegang
erat. Biarlah dia begitu, sebentar lagi kita saksikan
kekuatan hukum karma, walau wakil rakyat sekalipun tak
akan kebal darinya. Akan ada wakil rakyat, yang
diterkam ’harimau’ karena mulutnya.


Ada juga insan yang lain, sangat bernapsu memimpin
negara, mata gelap, sering ambil kesempatan dalam
kesempitan. Mendompleng kerumunan mahasiswa,
ditokohkan sebagai reformisi, padahal cuma punya ilmu
katak, injek yang dibawah, sikut kiri dan kanan agar
kepala sendiri yang nonjol ke atas. Penikam kawan
seiring, penggunting dalam lipatan. Bicaranya lugas
selalu jadi headline, kritiknya tegas, bicara minim
sikap rukun dan rasa hormat, mulut miring hidung
membesar, hanya wacana belaka, ketika jadi pejabat,
hanya masalah yang mencuat. Karena dia selalu merasa
bisa tapi tidak bisa merasa, Arep MimpIN Negoro oRA
Iso.


Ada juga bekas petinggi yang bicara tanpa aturan dan
data yang akurat, ketika di debat malah bingung,
terpaksa minta maaf di media masa. Dulu kerja jadi
pengamat, bicara lantang tentang konglomerat, terus
jadi menteri dengan presiden pun dekat, apa hasil
kerjanya hebat ? Tak satupun konglomerat yang
terjerat, malah koruptor tambah nekat,
pejabat-pejabatpun tambah bejat. Diujung akhir jadi
pejabat, eh... malah jadi pengkhianat, nempel presiden
baru ingin cari selamat, plintat-plintut amat.
Sekarang mulai lagi berlagak hebat, menulis kolumnis
di koran penghujat, seolah atas nama rakyat, padahal
hanya untuk dikatakan hebat, mestinya karir orang
seperti ini tamat. Ayo kita tonton, karma apa yang
akan didapat si orang berlagak hebat ?


Kutuk keris Mpu Gandring masih ada tuahnya sampai
sekarang. Pergantian kekuasaan selalu berlumuran
darah. G30S-PKI, mahasiswa trisakti, timor-timur ada
tragedi, lalu ada foto janda dan kiai – ”karakter yang
mati”. Lalu yang terakhir ini, dikenal dengan lakon
tinggal gelanggang colong playu, meninggalkan
gelanggang perang untuk mengejar peluang. Jangankan
pejabat tinggi, buruh pun ada aturannya keluar dari
perusahaan, perlu waktu 1 bulan pemberitahuan, apalagi
ini urusan bangsa dan negara.

Kalau di sinetron, cerita khianat dipulas jadi lakon
balada untuk raih suara. Walau taktik tak dilihat
rakyat, namun Alam sudah bergerak menjerat sang cacat,
tsunami, longsor, banjir, pagebluk demam berdarah, flu
burung, menambah berat ujian untuk rakyat. Hukum karma
bekerja dengan akurat, sang pengkhianat dikelilingi
para penjilat, dan akan saling berkhianat walau sudah
tanda tangan surat waktu diminta untuk menjabat. Sudah
merasa dibantu penjilat dan ada pengkhianat, bikin
keputusan selalu telat dan kurang cermat.


Ada juga cerita tentang Hakim yang nekat, ingin lebih
lama menjabat, memperpanjang masa tugas hanya melalui
rapat. Keadilan dipermainkan oleh orang yang kuat,
tanpa malu, transaksi duit berikat-ikat, di dalam
kantor megah yang mestinya terhormat. Capek sudah
orang bicara, walau sudah tua, bagai sepahan tebu
hilang manisnya, kalau sudah tak memiliki rasa, inilah
hasilnya. Karena tak mampu berbuat apa-apa, saya hanya
bisa berdoa, agar masih bisa melihat, azab apa yang
datang untuknya. Dengan demikian bisa bercerita kepada
anak cucu, bahwa ada hukum karma yang tak pernah
tidur, walau hakim agung akan dijerat karena bejat.


---oOo---


Trias politica, Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
sudah rusak dan sulit dipercaya. Negara laksana insan
hidup, ada saatnya lahir, dewasa dan akhirnya sekarat
lalu mati.Krisis Legitimasi – ketidak percayaan
terhadap lembaga negara makin menjadi-jadi, akan
meruntuhkan dengan lebih cepat sendi-sendi negara.


Krisis ekonomi masih melekat, krisis politik tak
pernah tamat, krisis legitimasi sudah menjerat. Sumber
daya terkahir yaitu sosio-cultural telah hancur
terpecah belah. Keadaan serba salah, sekuat apapun
keinginan untuk mengendalikan, akan terseret derasnya
jaman. Mau orde lama, orde baru, orde reformasi dan
sekarang orde pemilihan langsung, bukannya negara
tambah maju dan terhormat, malahan rakyat terjerat
makin melarat.


Krisis motivasi sudah diambang pintu. Gairah kerja
terus menurun, sekeras-keras rakyat bekerja hasilnya
tak seberapa. Dagang tak dapat untung yang layak.
Malah takut jadi pejabat – salah-salah bisa terjerat.
Ulama terjebak kuasa duniawi, tak lagi obyektif
membimbing umatNya, terbelah jadi ”telor” dan ”tahi”
nya. Korelasi minim antara hasil pendidikan dan
pekerjaan. Setinggi-tinggi menuntut ilmu kalah
akhirnya kalah dengan anak pejabat yang kerjanya
rantang-runtung jadi pembalap. Tender dimenangkan
penjahat yang berkonspirasi dengan pejabat. Kompetensi
dan kapabilitas tidak jadi faktor penentu
keberhasilan, karena tak keadilan dalam perekonomian,
makin rusak sektor riil, ditambah murahnya produk
negara cina. Pengacara kaya pintar bicara, dapat
mengatur koruptor bejat bisa jadi terhormat. Wanita
hilang kehormatannya, berita selingkuh laksana tiada
akhir, tiada rasa malu, bahkan bangga dengan
dosan-dosanya.

---oOo---


Lima ratus tahun sudah berlalu, semenjak runtuhnya
majapahit – sirna hilang kertaning bhumi – terjajah
selama berabad-abad, terpuruk dinistakan oleh bangsa
lain. Tak perlu negara adi daya, negara tetangga baru
merdeka, berani menantang tanah Nusantara. Tanda dan
ciri-ciri kitab Sabda Palon dan Nayagenggong, sudah
benar semua, tinggal tanda terakhir yaitu Gunung
Merapi Meletus, Laharnya berbau amis.


Setelah meletus, Ki Butolecoyo akan datang. Berperang
tanpa balatentara, tak tersentuh walau tanpa
kesaktian, meraih kemenangan tanpa menepuk dada,
menerabas semua penghalang, menghembuskan kepercayaan
baru - agama ageming aji. Lalu menegakkan tatanan baru
masyarakat Nusantara hingga lebih dari kejayaan masa
lampau..


Mudah-mudahan masih diberi umur panjang untuk
menyaksikan momentum ini, agar dapat jadi saksi
sejarah, bagaimana hukum karma bergerak cepat, lalu
dapat bertahan di negara yang tenggelam dan kelam,
untuk kembali menyaksikan fajar menyingsing di ufuk
timur. Dengan demikian dapat menceritakan kebenaran
Hukum Karma kepada anak cucu mendatang.


Salam Hormat,

Ki Jero Martani

POPULIS VS OTORITER


Minggu, 8 September 2002 ASAL USUL Otoriterianisme Populis Mohamad Sobary SEEKOR anjing yang memohon keadilan pada Tuhan karena dipukul dengan tongkat oleh seorang sufi, secara moral bisa bikin heboh. Reaksi spontan kita bisa bersifat populis, dan diam-diam memihak si anjing. Tapi, setelah Tuhan menyelidiki kasus ini, ternyata si anjing memiliki kesalahan ganda. Pertama, bahwa anjing itu dipukul karena ia menggigit ujung jubah sang sufi dan merobekkannya. Kedua, si anjing tak mau dipukul karena sebagai rohaniwan, sang sufi yang sangat humanis mestinya tak usah marah. Ada tuntutan moral, bahwa sufi tak boleh marah. Maka, si anjing pun "menjual" gagasan populisnya kepada Tuhan, dan mohon keadilan karena ia tak berdaya. Kisah sufi ini pernah saya kutip beberapa tahun lalu, tapi kali ini saya menampilkannya kembali karena ia bukan sekadar memperkaya moralitas kita, melainkan juga mempertajam analisis ilmiah kita terhadap gejala hidup. Bagi saya ia merupakan cerminan teori "blaming the victim" (menyalahkan sang korban), yang sering tampil dalam bentuk pemutarbalikan fakta: si penindas melapor sebagai si tertindas. Di sini sikap maling teriak maling. Inilah wujud "otoriterianisme populis", sebuah watak keji, dan culas, yang lebih berbahaya daripada gigitan anjing gila. Semangat populis, yaitu pembelaan terhadap kepentingan pihak yang teraniaya, dan tak berdaya, terutama mayoritas yang tertindas dan diam, sudah jelas sangat penting bagi kita. Saya bersedia membela perjuangan di bidang itu. Namun, bila semangat dan jiwa, atau watak populis itu diwarnai sikap otoriter, tentu saja tidak menarik. Ia bibit perilaku sosial-politik yang langsung menusuk ulu hati demokratisasi. Dan mungkin bisa mematikannya karena terhadap kata itu orang sudah bersikap skeptis sejak "ibaratnya" konsep itu masih dalam kandungan. Apalagi bila ia tampil dalam bungkusan populisme yang terang-terangan palsu, yang mengkhianati proses demokratisasi tadi. Dilihat secara normatif, saya bisa merasakan rumitnya dilema moral seorang sufi yang memukul anjing. Tapi dari segi analisis sosial, diperkuat dengan penjelasan mengenai watak culas dan kepalsuan si anjing yang sok populis tadi, apa boleh buat saya harus mengambil posisi membela sang sufi. Bagi saya, dialah, dan bukan si anjing, yang tertindas, dan teraniaya. Si anjing, mungkin simbol orang yang dengki pada sang sufi, yang sengaja memfitnah, dan mengoyak-ngoyak jubah kejujuran dan ketulusan sufi tersebut. Jubah dalam kisah ini bukan cuma sepotong kain lusuh melainkan kehormatan yang merupakan nilai sentral dalam hidup sang sufi. Maka, saya kira, ia sengaja tak enggan mengambil risiko dikecam komunitas kaum rohaniwan, atau publik yang lebih luas lagi, sebab ia merasa sedang bicara perkara kebenaran yang tak buta, dan tak pernah tidur. Baginya, kebenaran selalu melambai-lambai, minta diperjuangkan dengan gigih, dengan segenap risiko. Sufi menolak bicara kepalsuan. Otoriterianisme populis, sekali lagi, bungkusnya tampak seperti pemihakan pada teori atau ideologi populis, membela kepentingan kelompok tertindas, tapi di dalamnya ada kepalsuan dan manipulasi. Di sana kepentingan pribadi memanipulasi gagasan populis untuk meraih pemihakan emosional. Ia bisa menyusup di organisasi, bisa juga pada kelompok yang lebih mengedepankan amarah, dan kekecewaan akibat ketimpangan sosial di masyarakat. Sebagai watak, gagasan otoriterianisme populis sudah menggejala sejak lama. Kita tahu, bila sebuah mobil menyenggol sepeda motor, becak atau bajaj, dan mobil itu mewah --apalagi pemiliknya Cina-- maka hancurlah pemilik mobil itu meskipun bukan dia yang salah. Ini hukum liar kita. Di zaman reformasi ini, sikap otoriter berkembang di masyarakat kita. Apa yang dianggap kepentingan "masyarakat", "orang banyak", "publik", "serikat", "himpunan" atau "asosiasi", selalu disetengahsucikan, dan dianggap tak mungkin salah. Kita diam-diam mengklaim kebenaran mutlak di tangan kita. Sikap ini lahir setelah reformasi berkembang dalam masyarakat. Ini gejala penting yang menjelaskan bahwa pada sebagian dari kita, sebagai bangsa, masih tetap mengidap secara akut gelaja psiko-patologi yang tampil dalam bentuk mentalitas orang terjajah. Kita dijangkiti penyakit ketidakmampuan membebaskan diri dari keterjajahan kultural maupun politik di masa lalu. Kita tak mampu mengembangkan diri menjadi manusia merdeka, dan bebas dari dengki, dan dendam. Tampaknya memang sulit mengembangkan sikap damai sekarang. Bahkan sekadar damai dengan diri sendiri sekalipun. Ini, sekali lagi, gejala psiko-patologi politik yang membahayakan. Sekarang muncul di mana-mana aneka macam organisasi yang menempatkan rakyat, hak-hak rakyat, pemberdayaan rakyat, perwakilan rakyat dan sikap membela gagasan populis lainnya, pada inti perjuangan mereka. Maka kita harus bikin pemetaan (mapping) untuk mengidentifikasi, mana yang sehat secara sosial-politik, mana yang tidak, mana yang murni dan mana yang sekadar cuma menjadi kendaraan politik penggeraknya. Di daerah-daerah, kita tahu, sekarang orang mengeluh terhadap sikap otoriter yang mengenakan jubah populis tadi. Otoriterianisme populis ibarat anjing gila yang berkeliaran ke mana-mana. Ia sudah mencelakakan banyak pihak. Saya pun telah merasakan gigitannya yang sungguh berbisa. Maka, bila harus memilih, jelas saya memilih menjadi sufi yang memukul anjing daripada menjadi anjing yang memfitnah dan memperkarakan sang sufi pada Tuhan. *

Siapkan diri dengan TOEFL atau IELTS


Antara TOEFL dan IELTS

Bagi mereka yang sedang belajar bahasa Inggris untuk persiapan belajar ke luar negeri, kata TOEFL dan IELTS hampir selalu terngiang di telinga. Tuntutan agar TOEFL atau IELTS mencapai angka tertentu, selalu menjadi pendorong bagi peserta kursus untuk segera mengejarnya. Pertanyaannya kemudian, adakah jaminan bahwa angka tertentu yang terkandung dalam TOEFL dan IELTS benar-benar mencerminkan kemampuan bahasa Inggris seseorang? Apa pula beda antara TOEFL dan IELTS?

TOEFL atau Test Of English as a Foreign Language. Tes ini dibuat oleh sebuah lembaga pendidikan, Educational Testing Service (ETS) di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat.

TOEFL dimaksudkan sebagai alat ukur atau evaluasi atas kemampuan berbahasa Inggris seseorang. TOEFL sendiri ada tiga jenis, yaitu TOEFL International, TOEFL ITP (Institutional Testing Program), dan TOEFL Prediction. TOEFL Internasional sering juga disebut sebagai computer-based TOEFL (CBT) karena bentuk tesnya menggunakan komputer. TOEFL ITP berupa tes tertulis, dan sering disebut paper-based TOEFL (PBT). Sedangkan TOEFL Prediction merupakan bentuk tes yang mirip TOEFL, tetapi tidak dikeluarkan/diprakarsai ETS.

Kini, CBT sudah banyak digunakan sejumlah lembaga pendidikan dan kantor untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris calon mahasiswa atau karyawan. Seperti tes lainnya, CBT mengandung empat unsur, yaitu menyimak (listening), berbicara (speaking) yang kadang diganti dengan gramatika (structure), membaca (reading), dan menulis (writing).

Listening dimaksudkan untuk mengukur kemampuan mendengar dan menyimak bahasa Inggris, structure untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris dengan gramatika baku, reading untuk mengukur kemampuan memahami bacaan, dan writing sebagai sarana untuk mengukur kemampuan mengungkap gagasan dalam tulisan berbahasa Inggris.

IELTS saingan TOEFL?

Selain TOEFL, kita juga sering mendengar kata IELTS. IELTS merupakan singkatan dari The International English Language Testing System. Kalau TOEFL merupakan tes berdasar Educational Testing Service (ETS) di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, IELTS dibuat oleh Inggris dan Australia. Boleh dikata, IELTS sebenarnya untuk negara-negara tujuan berbahasa Inggris seperti negeri Inggris dan commonwealth (persemakmuran).

"Meski demikian, bukan berarti TOEFL hanya untuk Amerika, sedangkan IELTS untuk Inggris dan negara persemakmuran. Kini, baik TOEFL dan IELTS sudah bisa diterima di mana pun. Yang membedakan hanyalah angka skor," ujar Mariam Kartikatresni, Manajer Bisnis The British Institute.

Dikemukakan, skor IELTS berkisar 0-9. Sedangkan skor TOEFL bisa mencapai ratusan. Bagi mereka yang akan belajar ke luar negeri, amat diharapkan nilai TOEFL lebih dari 500. Angka 400-450 sering dianggap limited users, yaitu seseorang bisa berkomunikasi secara singkat dengan disertai kesalahan.

Angka 450-500 sering disebut marginal user, si pemakai mampu melakukan percakapan dasar dan dalam situasi yang tidak mendesak. Angka 501-525 disebut modest users, pemakai mampu berkomunikasi dan jarang melakukan kesalahan. Angka 526-550 disebut competent users, pemakai dapat berkomunikasi dalam berbagai situasi. Dan yang paling tinggi 550 ke atas yang disebut good user, dan pemakai sudah mampu berkomunikasi dalam berbagai situasi.

Mana yang akan dipilih, TOEFL atau IELTS, silakan pilih sendiri, mana yang lebih disukai.

"Tetapi, yang jelas angka-angka yang tertera baik dalam TOEFL maupun IELTS itu akan selalu berubah, sesuai perkembangan dan tuntutan zaman," tutur Mariam. (ton)

Beginlah Direktur Utama Nusantara Tours & Travel kalau lagi mencari tiket murah.
Persaingan usaha makin keras, harus kreatif menciptakan peluang.

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret. Ayah selalu tepat janji!
Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.
Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tapi ia sukar meminta bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.
Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI.....
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin
Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepregok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster... tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,,jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....
Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....
Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Seperti yang dikirimkan oleh:Hendry Risjawan (Moderator Milis TCI melalui milis TCI)

Tuesday, January 23, 2007


Kupandangi ke halaman kantor....
rupanya inilah jalanku menuju melati tiga

Ihh...si boss kalau lagi check embarkasi gaya kali tuh

Capek ya Boss, ...tidurnya asiik kali...


Saugi...saudara gigi

Ketangkap ya?makanya lapor Provost dulu,
jangan nyelonong

Hey. siapa itu cowok yang sama mbak Comel?

Ini gayanya pejabat kalau lagi ninjau ke daerah?
Ibun, Sulsel 21 Maret 2006

Ternyata IBUN jalan-jalan sendiri ke Kalsel

Ternyata IRON suka juga nonton balap.
Ini balap A1 di Sentul 12 Februari 2006.
SBY kena macet, pembalap andalan Indonesia tabrakan memalukan dan tak masuk finish.
sebel.....

Iron memang hobbynya naik Kuda.
Lumayan daripada JARAN KEPANG
(KOPENG,Juli 2005)

But, who's this guy?

Kebahagiaan keluarga , sangat mahal harganya. Iron, Cempaka dan Melati in action.
Their mother watched behind
(Kopeng, Juli 2005)

Monday, January 22, 2007


Saat saat penuh kegembiraan dan kesedihan akan berpisah dengan teman-teman
Melati and her ganks on Wisuda

Tampak bertiga rukun sekali,...Empa,Iron dan Melati
ini lagi di Bandung

Pemandangan indah di tepi danau

Kaka Cempaka tak mau ketinggalan naik Kuda

Ini adalah photo-photo kenangan saat jalan-jalan ke Tawangmangu dan naik ke Sarangan Tampak dalam photo Iron sedang jualan Sate Kelinci